Minggu, 26 Juni 2011

Budidaya Vertikultur sebagai Alternatif Lahan Sempit

Dengan segala kesibukan yang dihadapi masyarakat di perkotaan yang membuat mereka tidak sempat untuk bertani, apalagi tidak tersedianya lahan yang cukup alias tidak punya ruang untuk bersentuhan dengan budidaya pertanian. Belum lagi sering pula kita lihat pada pemukiman yang cukup padat dan hemat lahan. Untuk mengatasi hal tersebut, terdapat sebuah inovasi pertanian yang memanfaatkan media tanam yang tidak memakan tempat atau lahan yang cukup luas. Inovasi tersebut dinamakan vertikultur.
                  Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sementara itu, vertikultur organik adalah budidaya tanaman secara vertikal dengan menggunakan sarana media tanam, pupuk, dan pestisida yang berasal dari bahan organik non kimiawi.  Sistem vertikultur merupakan solusi atau jawaban bagi yang berminat dalam budidaya tanaman namun memiliki ruang atau lahan yang sangat terbatas.
                  Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal. Namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Dengan struktur vertikal, akan memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai budidaya vertikultur dalam pertanian secara singkat dan jelas.

Pengertian Vertikultur
                 Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Secara estetika, taman vertikultur berguna sebagai penutup pemandangan yang tidak menyenangkan atau sebagai latar belakang yang menyuguhkan pemandangan yang indah dengan berbagai warna. Dalam perkembangan selanjutnya, teknik vertikultur juga dimanfaatkan untuk bercocok tanam di pekarangan yang sempit bahkan tidak memiliki pekarangan sedikit pun. Bercocok tanam secara vertikultur sebenarnya tidak berbeda dengan bercocok tanam di kebun maupun di ladang. Mungkin sekilas bercocok tanam secara vertikultur terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat sederhana. Tingkat kesulitannya tergantung dari model yang digunakan. Model yang sederhana, mudah diikuti dan dipraktekan. Bahkan bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan oleh ibu-ibu rumah tangga.

Asal- Usul Vertikultur
               Vertikultur berasal dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture. Secara lengkap, dibidang budidaya tanaman, arti vertikultur adalah suatu teknik bercocok tanam diruang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat. Teknik ini berawal dari ide vertical garden yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih di Swiss pada tahun 1944. Popularitas bertanam dengan dimensi vertikal ini selanjutnya berkembang pesat di negara Eropa yang beriklim subtropis.
Di negara subtropis terdapat keterbatasan iklim untuk bertanam di udara terbuka atau luar ruangan, sehingga teknologi rumah kaca berkembang secara pesat. Model yang diterapkan memiliki berbagai bentuk, dari yang sederhana untuk keperluan kebun pribadi hingga super modern untuk kebutuhan produksi tanaman secara komersial. Taman vertikal ini secara estetika tidak dapat digunakan sebagai pembatas pemandangan yang tidak disukai, sebagai latar belakang yang menyuguhkan berbagai warna, atau sebagai display atau tempat memamerkan tanaman komersil.
Selain dibudidayakan dengan media tanam umum, teknik ini juga berkembang dengan mengadopsi cara pemberian hara bersamaan dengan air siraman melalui irigasi tetes (drip irigation) atau pengaliran secara kontinu (hidroponik). Selain itu, dapat juga digunakan beberapa teknik penanaman terbaru seperti sistem airoponik atau sistem vertigo. Sistem airoponik adalah pengabutan unsur hara ke arah sistem pengakaran. Sistem vertigo adalah pertanian vertikal dengan menempatkan sumber unsur hara di atas dan mengalirkannya dengan sistem irigasi tetes melalu wadah tanam yang terintegrasi secara vertikal.
Pemilihan jenis tanaman sangat tergantung kepada besar tajuk tanaman, kebutuhan sinar matahari dan wadah yang dipilih sebagai tempat penanaman. Ketiga faktor tersebut harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan vertikultur dibudidayakan atau diusahakan beberapa jenis tanaman sekaligus. Sebagai pedoman, jika ingin mengombinasikan beberapa tanaman dalam satu unit yang sama, tanaman bertajuk lebar dan membutuhkan sinar matahari lebih banyak dapat diletakkan diposisi paling atas

Budidaya Vertikultur
               Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model wadah yang kita gunakan. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya. Selain tanaman sayuran, kita bisa juga menanam tanaman hias. Untuk memulai budidaya tanaman secara vertikultur sebenarnya tidak perlu direpotkan dengan peralatan dan bahan yang akan menghabiskan biaya yang besar, yang penting wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman. Namun terkadang kita ingin hasilnya nanti tidak hanya berupa panen tapi juga keindahan tanaman yang ditanam secara vertikultur dan struktur bangunan/wadah tanam tahan lama. Untuk alasan-alasan itu maka cara berikut ini dapat dipakai.
Terdapat tiga aspek yang harus dipersiapkan dalam budidaya tanaman organik secara vertikultur, yaitu: (1) Pembuatan rak vertikultur. (2) Penyiapan dan penggunaan pupuk organik. (3) Penanaman dan pemeliharaan. Pada tulisan ini akan dipaparkan ketiga aspek tersebut secara singkat dan jelas.
Untuk memulai budidaya tanaman secara vertikultur sebenarnya tidak perlu direpotkan dengan peralatan dan bahan yang akan menghabiskan biaya yang besar, yang penting wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman. Namun terkadang kita ingin hasilnya nanti tidak hanya berupa panen tapi juga keindahan tanaman yang ditanam secara vertikultur dan struktur bangunan/ wadah tanam tahan lama.

Jenis Tanaman yang Dapat Ditanam dengan Vertikultur
Jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem ini sangat banyak, misalnya
 a) tanaman sayur semusim (sawi,selada, kubis, wortel, tomat, terong, cabai dan lain-lainnya),
b) tanaman bunga seperti anggrek, mawar, melati, azalea, kembang sepatu, dll; dan
c) tanaman obat-obatan yang sekulen.
Untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti cabai, tomat, terong, dan sawi hendaknya diletakkan di posisi bagian atas. Sedangkan tanaman ginseng, kangkung, dan seledri bisa di bagian tengah atau bawah. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya. Selain tanaman sayuran, kita bisa juga menanam tanaman hias. Karena wadah yang digunakan sebagai vertikultur kecil sehingga tanaman yang dapat di tanam dalam vertikultur adalah hanya tanaman musiman.

Cara Budidaya Vertikultur

Di bawah ini merupakan gambaran pelaksanaan budidaya secara vertikultur secara umum :

adapun alat-alat yang diperlukan adalah sebagai berikut :
- gergaji/parang
- palu
- paku
- tang
- gunting
- cangkul
- sekop
- gembor
- kayu
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
- pralon, bambu, talang, atau papan
- kaso
- reng

- plastik bening

- pupuk kandang
- tanah gembur
- sekam, serutan, atau gergaji kayu
- kotak semai untuk benih
Banyak sedikitnya alat dan bahan yang digunakan bergantung pada bangunan dan model wadah yang akan kita pilih. Ukuran panjang-pendek, tinggi-rendah, serta besar kecilnya tergantung lahan yang kita miliki. Kalau kita ingin membuat,
Sebaiknya diserahkan tukang kayu, karena biasanya begitu melihat gambar, mereka sudah bisa memperkirakan ukurannya sesuai dengan keinginan kita. Untuk kesempatan kali ini, secara khusus akan dijelaskan wadah tanaman dan pralon bulat dengan posisi berdiri. Wadah ini bisa diletakkan di mana saja asal kena sinar matahari. Bisa untuk menanam sayur, tanaman hias ataupun anggrek. Wadah ini sangat cocok untuk lahan yang sangat terbatas dan apabila pandai mengaturnya bisa menjadi satu karya seni yang indah.
Di toko material biasa dijual pralon batangan. Setiap batang berdiameter 4 (empat) meter. Belilah pralon yang tidak terlalu tebal. Siapkan gergaji besi, penggaris atau meteran, lampu teplok, kayu bulat, dan sarung tangan. Untuk mempermndah bisa juga ditambahkan cat dengan warna sesuai selera.
Pada dasarnya semua tanaman bisa ditanam wadah paralon. Namun, sebaiknya hal itu dilakukan untuk tanaman yang tingginya kurang dari satu meter. Untuk tanaman yang tidak membutuhkan banyak air dan banyak sinar matahari, bisa ditanam di lubang atas dan perlu banyak air di bagian bawah. Misalnya di bagian atas cabai, di tengah seledri, dan bawah ginseng atau katuk.
Kita harus pula sering menambahkan kompos atau tanah gembur di setiap lubang apabila media tanahnya berkurang. Apabila Anda punya sisa-sisa paralon bekas membangun rumah, jangan dibuang. Itu bisa dijadikan menjadi wadah tanam yang indah dan unik.
Selain pembuatan lubang pralon seperti di atas bisa juga pralon dibuat lubang bulat-bulat kecil dengan cara dibor mengelilingi pralon. Untuk model ini sebaiknya menggunakan media yang ringan seperti sekam atau serutan yang sudah steril.
Untuk menciptakan sawah atau kebun mini, selain pralon berdiri bisa juga menggunakan sarana talang yang dibuatkan silangan kayu untuk meletakkan pralon tersebut. Kita bisa pula mengkombinasikan tabulampot (tanaman buah dalam pot). Bisa pula merancang pagar rumah menjadi pot memanjang atau membuat pot-pot menempel di tembok. Apabila dana belum mencukupi untuk membuat cor beton, kita bisa pula bercocok tanam di atas genting.
Pandai-pandailah memanfaatkan lahan di pekarangan / halaman kita untuk berbagai tanaman produktif atau tanaman obat. Di rumah yang sudah tak ada tanah kosong karena dipenuhi bangunan, atap kamar dan pagar rumah serta lokasi di atas got dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Mulai dari tanaman sayuran, tanaman obat sampai ke tanaman buah-buahan bisa dimiliki. Di atas kamar, setengah lahan dapat diletakkan pralon berdiri dan talang-talang air yang dibuat bersusun untuk tanaman sayuran. Setengahnya lagi dipakai untuk meletakkan tanaman buah dengan model bersusun. Semuanya bisa tumbuh subur bersamaan kalau kita telaten merawat dan memberikan kasih sayang.

Perawatan Vertikultur

Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit.

  • Pemupukan
Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal. Ir. Joko Purnomosidi dari Dinas Pertanian DKI Jaya menyarankan agar buah tidak mudah rontok sebaiknya menggunakan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon. Pemberian KCL sebaiknya setiap 5 sampai 6 bulan sekali.
Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Kalau kita mau irit/berhemat, kita bisa membuatnya sendiri. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa kita manfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi (lihat artikel resep bokashi).
Pupuk bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk.
Pupuk Bokashi sangat benguna sebagai sumber pupuk organik yang siap pakai dalam waktu singkat. Bahan-bahannya juga mudah didapat dan sekaligus baik untuk kebersihan lingkungan karena memanfaatkan limbah pertanian atau limbah rumah tangga, seperti jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam, dan serbuk gergaji.
Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk buatan kotoran hewan yang akan digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk. Dewasa ini di swalayan-swalayan banyak dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak berbau, dan steril. Dewasa ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yakni yang menggunakan pupuk dan pengendalian hama alami. Meski lebih mahal tetap dibeli karena dirasa lebih aman dikonsumsi untuk kesehatan.
  • Pengendalian Hama
Saat ini banyak dijual racun pestisida yang menggunakan bahan kimia. Sayuran yang penampilannya tampak cantik, segar dan bersih kadang kala malah berbahaya untuk dikonsumsi, karena banyak menggunakan pestisida kimia. lni bisa membahayakan kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan apabila kita terpaksa menggunakan bahan kimia harus benar-benar selektif agar tanaman yang kita usahakan tidak tercemar. Sebaiknya dua minggu sebelum masa panen jangan menggunakan obat/racun pestisida.
Ada satu masukan dari Suku Dinas Pertanian Jakarta Utara, yakni Bp. Memed Achmad, ahli pengendali hama penyakit tanaman. Untuk berkebun di rumah sebaiknya jangan menggunakan bahan kimia. Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan.

Kelebihan Vertikultur
Kelebihan sistem pertanian vertikultur:
(1)   Efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem konvensional,
(2)   Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida,
(3)   Kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil,
(4)   Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu.
(5)   Mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman,
(6)   Adanya atap plastik memberikan keuntungan (a) mencegah kerusakan karena hujan, (b) menghemat biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi penguapan.

 Kekurangan Vertikultur
Namun dalam prakteknya sistem pertanian vertikultur terdapat kekurangan. Kekurangan sistem pertanian vertikultur:
 (1) Investasi awal cukup tinggi.
(2) Sistem penyiraman harus kontinyu serta memerlukan beberapa peralatan tambahan, misalnya tangga sebagai alat bantu penyiraman, dll.
(3) memerlukan keterampilan khusus
(4) hanya bisa dikembangkan pada tanaman hortikultura
(5) rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara yang tinggi akibat tingginya populasi tanaman adanya atap plastik.

Selasa, 24 Mei 2011

Hama Penyakit Pasca Panen

Berikut ini adalah contoh gambar spesimen pada praktikum Dasar Perlindungan Tanaman tentang Hama Penyakit Pasca Panen (HP3)

Sitophilus oryzae

Tribolium sp


Cercospora nikotinae

Erwinia carotovora

Phytoptora infestan

Phytoptora palmivora


Callosobrucus chinensis

Hama Penyakit Pasca Panen

Sumber Investasi Hama Gudang

  1. Banyaknya kotoran-kotoran tikus di area penyimpanan
  2. Adanya jalan pintas tikus keluar masuk gudang
  3. Adanya lubang-lubang berbentuk bulat
  4. Adanya noda-noda/ corengan-corengan kotor dari telapak kaki dan ekor tikus, terutama tikus berasal dari tempat-tempat kotor
Bentuk kerusakan hama gudang
  • Langsung
  1. terserang karena terkontaminasi
  2. Kerusakan pada biji
  3. Bahan pangan menjadi tidak layak lagi untuk dikonsumsi dan harganya sangat murah
  • Tak Langsung
  1. Adanya investasi hama
  2. menurunnya daya perkecambahan biji
  3. menurunnya kualitas produk
  4. terjadinya penyebaran jamur di mikroorganisme
Penyebab Kerusakan Hama Pasca Panen
  • Suhu dan kelembaban ruang simpan tidak memenuhi syarat
  • Selama masa pertumbuhan, patogen terutama kapang mengeluarkan enzim-enzim yang dapat mengubah komponen organik
  • aktivitas enzim dapat menyerang lemak, karbohidrat, protein, menyebabkan naik kadar asam lemak.

Minggu, 15 Mei 2011

CeritaKita: Welcome To Our Blog

CeritaKita: Welcome To Our Blog: "This is it. Our new blog. We are Nida Fitria Andriani and Ratna Muryanis Rahmawati. Just enjoy it. Our same story. About love and life :D ce..."

Sabtu, 14 Mei 2011

Tugas Paper 2 Dasar Komunikasi

Peranan Radio sebagai Media Penyuluhan Pertanian

Kemajuan tehnologi pertanian saat ini semakin pesat, baik tehnologi produksi maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang pertanian semakin meningkat pula. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak dapat ditawar lagi. Tehnologi dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut perlu disalurkan dengan cepat dari sumber pesan kepada sasaran, yakni petani dan keluarganya serta masyarakat pertanian lainnya. Oleh karena itu peranan media penyuluhan pertanian semakin penting.
Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasan-keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran, misalnya tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi dengan meningkatkan peranan dan penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui media Penyuluhan Pertanian, petani dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus walaupun tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi.
Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi, segi proses belajar dan dari peragaan dalam proses belajar.dan dari peragaan.

A.    Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT)
Dengan lahirnya globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pun menjadi semakin cepat berkembang. Perkembangan dan perubahan dari teknologi tersebut memberikan dampak yang sangat besar bagi pertumbuhan suatu negara, termasuk di dalamnya pertumbuhan di sektor ekonomi maupun pertanian.
Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) telah memberikan perubahan besar bagi perkembangan negara-negara di dunia. Sekarang ini semua hal bisa dikolaborasikan dengan teknologi, baik itu dalam suatu perusahaan, di sekolah-sekolah, dunia hiburan dan lain-lain. ICT telah berhasil menciptakan sebuah struktur perekonomian yang lebih inovatif tanpa batas jarak dan waktu. Teknologi yang sering digunakan dalam aplikasi ICT diberbagai kegiatan, apakah itu digunakan di kegiatan agribisnis maupun di aktivitas lainnya, lazimnya dapat dikelompokkan menjadi lima macam.

B.     Teknologi dalam Pertanian
Pembangunan pertanian mempunyai multi tujuan yang harus dicapai dimana peningkatan produksi merupakan sasaran antara atau dengan kata lain peningkatan produksi merupakan alat untuk mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesejahteraan pelaku produksi pertanian, peningkatan gizi masyarakat, peningkatan devisa, dan peningkatan kesempatan kerja. Pencapaian tujuan ini harus memperhatikan aspek keberlanjutan sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan hidup.
Dalam rangka untuk meningkatkan daya saing produk dari agribisnis/ agroindustri pedesaan menghadapi persaingan yang semakin meningkat seiring dengan globalisasi, perdagangan bebas ASEAN (2003) dan APEC (2020) maka kekuatan sistem agribisnis/ agroindustri harus secara terus menerus dibina dan diberdayakan dengan sebaik-baiknya. Kendala utama yang dihadapi sistem agribisnis/ agroindustri dalam rangka meningkatkan daya saing tersebut adalah secara internal lemahnya organisasi dan manajemen serta sumberdaya manusia, dan secara eksternal ialah lemahnya akses terhadap informasi pasar, sumber modal, teknologi dan mitra usaha. Pemanfaatan ICT untuk pengembangan agribisnis di Indonesia tampaknya memang belum optimal. Namun secara bertahap pemanfaatan ICT ini akan semakin banyak dimanfaatkan dalam pengembangan agribisnis pada masa-masa mendatang.
Adanya perkembangan dari ICT tentu memberikan dampak positif bagi perkembangan sektor pertanian. Banyak sekali masalah pertanian yang bisa diselesaikan melalui pemanfaatan dari ilmu ICT tersebut. Produktivitas dari suatu hasil pertanian dapat ditingkatkan dengan meningkatnya dan berkembangnya teknologi. Teknologi juga dapat membantu pertanian mulai dari perencanaan produksi, pelaksanaan, pembudidayaan tanaman, pemasaran dan evaluasi pembangunan pertanian itu sendiri serta membantu pembuatan analisa dalam marketing.

C.    Peranan Radio dalam Penyuluhan Pertanian
Dengan memperhatikan keadaan dan perubahan pembangunan pertanian dewasa ini beserta tantangan-tantangan yang ada, sangat perlu dipersiapkan strategi pendidikan masyarakat perdesaan yang efektif dalam menunjang pembangunan. Hal ini mengingat kegiatan pendidikan masyarakat perdesaan melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum dapat memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat sasaran. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa keadaan penyuluhan pertanian di Indonesia sampai pertengahan tahun 1990-an kurang memberi dukungan kepada kebutuhan petani-nelayan, penerapan prinsip-prinsip agribisnis, sumberdaya, keterpaduan antar lembaga, otonomi daerah dan peranserta masyarakat (Harun, R., 1996). Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, banyak media yang bisa digunakan. Pertanyaan yang muncul sekarang, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Penentuan jenis media visual yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu pelatihan atau penyuluhan. 
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, banyak media yang bisa digunakan. Pertanyaan yang muncul sekarang, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Penentuan jenis media visual yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu pelatihan atau penyuluhan. 
Dengan berbagai teknologi yang telah berkembang, salah satunya yang dapat di optimalkan pemanfaatannya adalah melalui radio untuk media penyuluhan tentang pertanian. Di banyak negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media massa utama dan memegang peran penting dalam pembangunan pertanian dan perdesaan. Penelitian di berbagai negara seperti dilaporkan menemukan bahwa media siaran radio efektif sebagai media pendidikan masyarakat perdesaan, seperti di India, Cina, Taiwan dan Filipina (lihat Jahi, 1993); Depari dan MacAndrews, 1995). Menurut Schram (1964) dalam Depari, dan MacAndrews (1995), peranan utama yang dapat dilakukan media massa dalam pembangunan adalah membantu memperkenalkan perubahan sosial.
Siaran radio adalah media audio yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio akan sangat efektif bila dengan menggunakan bunyi dan suara kita dapat merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya sehingga ia dapat menvisualkan pesan-pesan yang ingin disampaikan. Adapun tujuan dari siaran radio adalah untuk :
1.Menyebarluaskan inovasi/teknologi kepada masyarakat secara luas
2.Menarik perhatian masyarakat adanya teknologi atau inovasi
3.Mendorong petani dan masyarakat luas untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
4.Memberikan hiburan kepada masyarakat khususnya petani dan keluarganya
Peran siaran radio bagi penyuluhan pertanian sangat penting khususnya di daerah-daerah di mana kebanyakan petani mempunyai radio. Kini banyak Pemerintah Daerah mengembangkan siaran radio pertanian. Bahkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia, juga ada yang membina siaran radio pertanian ini, baik siaran radio yang dimiliki Pemerintah daerah maupun swasta.Pada intinya tujuan siaran radio pertanian ini adalah mengetahui dan meningkatkan peran radio terhadap percepatan informasi teknologi yang disertai kegiatan penyuluhan pertanian. Dengan cara seperti ini, maka diharapkan masyarakat, khususnya masyarakat pertanian dapat mengetahui pola siaran hal-hal yang berkaitan dengan pertanian yang sesuai dengan apa yang diperlukan oleh petani.

Daftar Pustaka

Annonymous. 2009. ICT dalam Pengembangan Agribisnis. (online). www.dedewolley.blogspot.com. Diakses pada Minggu, 27 Maret 2011
Annonymous. 2011. Radio. (online). www.wikipedia.org. Diakses pada Minggu, 27 Maret 2011
Purbahatin, Agus. Radio Komunitas sebagai Media Penyiaran Alternatif untuk Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan. Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Kementrian Pertanian. Modul Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Penyuluhan Pertanian.

Tugas Paper 1 Dasar Komunikasi

Pengaplikasian Desain Komunikasi Visual dalam Elemen Pesan Komunikasi Penyuluhan Pertanian

A.  Sekilas Tentang Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target audience, dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah. Pada prinsipnya desain komunikasi visual adalah perancangan untruk menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yang komunikatif, efektif, efisien dan tepat. Terpola dan terpadu serta estetis, melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. Elemen desain komunikasi visual adalah gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam berbagai media. Baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual. Akar bidang desain komunikasi visual adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial dan komunikasi ekonomi. Tidak seperti seniman yang mementingkan ekspresi perasaan dalam dirinya, seorang desainer komunikasi visual adalah penterjemah dalam komunikasi gagasan. Karena itulah desain komunikasi visual mengajarkan berbagai bahasa visual yang dapat digunakan untuk menterjemahkan pikiran dalam bentuk visual.
Elemen desain komunikasi visual antara lain adalah gambar/foto, huruf, warna dan tata letak dalam berbagai media. baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual. Akar bidang dkv adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial dan komunikasi ekonomi.

B.   Penyuluhan Pertanian
Kemajuan tehnologi pertanian saat ini semakin pesat, baik tehnologi produksi maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang pertanian semakin meningkat pula. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak dapat ditawar lagi. Tehnologi dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut perlu disalurkan dengan cepat dari sumber pesan kepada sasaran, yakni petani dan keluarganya serta masyarakat pertanian lainnya. Oleh karena itu peranan media penyuluhan pertanian semakin penting.
Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasan-keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran , misalnya tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi dengan meningkatkan peranan dan penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui media penyuluhan pertanian, petani dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus walaupun tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi.
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya, informasi dan teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada petani sebagai pengguna teknologi seperti: media cetak, media audio, media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata.
Secara umum dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses belajar. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting dalam memberikan pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan belajar.
Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran. Selain dari pada itu media diharapkan dapat lebih mengkongkritkan apa yang dijelaskan komunikator kepada komunikan (sasaran), sehingga sasaran lebih mudah dan lebih cepat menangkap materi, apa yang dilihat sasaran akan terkesan lebih lama dibandingkan dengan didengar dan media mampu memotivasi dan mampu memusatkan perhatian.
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara-cara penyampaian materi penyuluhan pertanian melalui media komunikasi oleh penyuluh kepada petani beserta keluarganya. Pada prinsipnya metode penyuluhan dapat digolongkan sesuai dengan pendekatannya antara lain:
©      Dilihat dari segi komunikasi:
Metode penyuluhan dapat digolongkan kedalam beberapa golongan yaitu :
1.      Metoda-metoda yang langsung (direct communication/face to face communication)
Dalam hal ini penyuluh langsung bertatap muka dengan sasaran umpannya: obrolan ditempat peternakan, dirumah, dibalai desa, di kantor, dalam kursus tani, dalam penyelenggaraan suatu demonstrasi dan lain-lain.
2.      Metode-metode yang tidak langsung (indirect communication)
      Dalam hal ini penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi dalam menyampaikan pesannya melalui perantara (media).
3.    Metode dengan pendekatan masal.
Dalam hal ini penyuluh menyampaikan pesannya secara langsung maupun tidak langsung kepada sasaran dengan jumlah banyak secara sekaligus.
Umpamanya :
a.    Rapat (pertemuan umum)
b.    Siaran pedesaan melalui radio/ TV
c.    Pemuatan film/ slide
d.   Penyebaran bahan tulisan: (brosur, leaflet, folder, booklet dan sebgainya)
e.    Pemasangan poster dan Spanduk
f.     Pertunjukan Kesenian

C.  Penyuluhan Pertanian dengan Mengaplikasikan Desain Komunikasi Visual
Dalam kegiatan penyuluhan media visual dapat diartikan dalam berbagai pengertian diantaranya sebagai berikut :
1.    Sesuatu yang dapat membantu petani untuk belajar melalui penglihatan.
2.    Alat yang dapat menampilkan materi penyuluhan melalui kalimat, gambar/foto, suara, gerakan atau simbol lain yang terlihat.
3.    Alat yang dapat membantu penyuluh  untuk menyampaikan materi agar petani dapat mengerti, memahami dan mengingat materi penyuluhan yang disampaikan.
Terdapat beberapa alasan mengapa penyuluh harus menggunakan media visual dalam penyuluhan. Paling tidak ada empat alasan sebagai berikut:
Pertama: Manusia  cenderung berpikir secara visual
Sejak dilahirkan  manusia  telah diarahkan untuk berfikir secara secara visual. Manusia  tumbuh dan berkembang dengan dikelilingi oleh beberapa pengaruh visual baik yang tersedia di alam ataupun media visual buatan seperti televisi, film, buku dan bahan tercetak lainnya, iklan, rambu-rambu lalu lintas, dan jenis-jenis rangsangan lainnya Akibat pengaruh tersebut, manusia menjadi terbiasa untuk berpikir secara visual. Jadi dalam proses komunikasi (baca: penyuluhan) petani  selalu  berharap untuk melihat secara secara langsung materi yang diajarkan. Bila ada seseorang mengatakan beras  kepada kita, maka yang ada dalam benak kita bukanlah sederetan huruf B-E-R-A-S, tetapi sebentuk biji lonjong kecil yang biasa ditanak dan dijadikan makanan pokok sehari-hari
Kedua: Media visual meningkatkan daya ingat
Pada dasarnya  komunikasi secara lisan (pidato, diskusi, kuliah, ceramah, dll) merupakan cara termudah dalam melaksanakan penyuluhan kepada petani. Masalhnya jika kita hanya berkomunikasi secara lisan saja  sekitar 90% dari materi penyuluhan yang disampaikan akan ditangkap secara keliru atau mudah terlupakan. Petani sebagai sasaran  hanya akan mengingat sekitar 10% saja dari apa yang didengarnya.
Melalui penggunaan media visual yang tepat pada waktu penyuluhan, daya ingat petani dapat ditingkatkan  sampai kira-kira 50%. Keuntungan lain dari penggunaan media visual adalah membantu penyuluh dalam mengontrol penyajian materi, memelihara minat petani terhadap pesan yang disampaikan, dan member penekanan pada butir-butir penting dari materi yang disajikan
Hasil penelitian para ahli menunjukan  persentase dari informasi yang dapat diingat dengan menggunakan berbagai metode pengajaran sebagai berikut:
No
Cara penyampaian informasi
Informasi yang diingat setelah 3 hari
1
Berbicara saja
10%
2
Visual saja
20%
3
Berbicara dan melihat
40%
4
Melihat sambil mengerjakan
70%

Ketiga: Media visualisasi dapat memperkuat organisasi materi penyuluhan
Visualisasi adalah proses dimana ide, konsep dan proses diubah melaui simbol-simbol visual atau gambar. Untuk memperlihatkan dan menerangkan ide dan konsep penyuluh  dapat menggunakan diagram, ilustrasi, gambar, film, miniatur, prototype dan visualiasi  lainnya,
Melalui penggunaan media  visual  penyuluh dapat mengorganisasikan materi penyuluhan  kedalam urutan-urutan penyajian yang menarik. Penyuluh  juga belajar menyederhanakan dan meringkaskan materi penyuluhan menjadi suatu penyajian yang ringkas dan mudah dimengerti oleh para petani

Keempat: Visualisasi memperkecil kesalahpahaman
Materi penyuluhan yang disajikan melalui verbalisasi (ceramah dll) yang disertai dengan visualisasi  lebih mudah dan cepat mengerti oleh para petani, terutama bila materi penyuluhan berkenaan dengan hal-hal teknis (misalnya pasca panen, seleksi benih, cara mencangkok dll). Penggunaan media visual dapat menyederhanakan dan memudahkan penyampaian materi penyuluhan, sehingga menyediakan pengalaman belajar yang nyata  bagi para petani. Penggunaan  media visual, juga dapat membantu  menghindari terjadinya kekeliruan informasi yang disampaikan oleh penyuluh.

D.  Bentuk-Bentuk Visual sebagai Medium Penyampaian Pesan
Sebuah gambar mampu merangsang dan menarik perhatian, maka dengan demikian menimbulkan keinginan untuk segera mengetahui isi atau pesan yang akan disampaikan oleh suatu komunikan. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan pembangunan prasarana yang maka semakin memudahkan penyebaran informasi hingga ke pelosok desa, baik melalui televisi, media cetak maupun poster-poster periklanan melalui sistem distribusi yang terpadu. Penyampaian pesan dalam iklan lewat poster maupun media outdoor dengan cepat bisa diterima sampai pada masyarakat pedesaan, utamanya para petani sebagai target dalam penyuluhan pertanian sehingga penggunaan ilustrasi sebagai attention getter dinilai yang paling efektif, karena iklan dengan menggunakan ilustrasi tidak menimbulkan kesulitan bagi orang yang baru saja melek huruf bahkan orang buta hurufpun dapat dijelaskan dengan gambar tersebut, tanpa mengalami kesulitan karena teks.
Penggunaan bentuk-bentuk kartunal sebagai penyampai pesan suatu iklan harus dilihat dari konsep awal penciptaannya dan dapat menjelaskan kritik masyarakat terhadap iklan. Suatu hal yang cenderung terlihat semakin banyak disampaikan melalui surat-surat pembaca di media cetak.

E.  Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Peragaan Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Peragaan merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian yang bersifat verbalistis akan kurang berhasil. Peragaan berkaitan erat dengan penginderaan, peranan pengeinderaan sangat penting dalam proses belajar termasuk dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Pendapat para ahli dan hasil penelitian sepertitersebut diatas penting artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Media harus berperan pula sebagai peragaan petani belajar lebih efektif bila ia belajar dengan melihat, mendengar dan sekaligus mengerjakannya (learning by doing). Sejalan dengan pandangan tersebut, maka peranan media penyuluhan pertanian sebagai peragaan dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai berikut :
a.Media penyuluhan pertanian mempertinggi efektivitas belajar
Media yang bermuatan peragaan dapat menarik perhatian, memusatkan perhatian dan memberi kejelasan terhadap pesan yang disampaikan, mempermudah untuk dimengerti dan kesannya bertahan lama dalam ingatan.
b. Meningkatkan Interaksi Petani dengan Lingkungannya
Misalnya melalui media demonstrasi di lapangan petani belajar langsung dari lingkungannnya dan hasilnya akan meyakinkan petani terhadap pesan yang didemonstrasikan.
c. Memungkinkan Untuk Meningkatkan Keterampilan
Keterampilan hanya dapat dicapai melalui peragaan langsung tentang langkah-langkah kerja yang harus dilakukan. Petani harus melakukannya sendiri sesuai dengan lembaran petunuk kerja melalui media penyuluhan pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Annonymous. 2010. Terampil Modul Media. (Online), (www.deptan.go.id, diakses pada 20 Maret 2011)
Annonymous. 2010. Desain Komunikasi Visual. (Online), (www.nesarita.blogspot.com, diakses pada 20 Maret 2011)
Annonymous. 2010. DKV itu.... (Online), (www.s3d1m3n.wordpress.com , diakses pada 20 Maret 2011)
Tanudjaja, Bing. Bentuk-Bentuk Kartunal sebagai Medium Penyampaian Pesan dalam Iklan. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain-Universitas Kristen Petra.